Vaksin AstraZeneca: Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Termasuk Ringan

Redaksi | 1 April 2021 | 17:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Vaksin AstraZeneca sebanyak 1,1 Juta yang tiba di Indonesia bantuan dari COVAX facility, telah didistribusikan ke enam provinsi: Bali, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, dan Maluku. Ada empat orang yang diobservasi setelah mendapat vaksinasi AstraZeneca di Sulawesi Utara yang beberapa lalu membuat otoritas setempat menerbitkan penghentian sementara vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca.

Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) menyampaikan telah mendapatkan laporan dari Komda KIPI Sulawesi Utara. “Kami sudah menerima Komda KIPI Sulawesi Utara, tentang adanya subjek yang menggigil, demam, dan pegal, sehingga terbit surat Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Utara untuk pemberhentian vaksin, setelah Komda KIPI mengkaji dan menginvestigasi bersama Badan POM, Kemenkes, WHO, dan UNICEF, ternyata reaksinya termasuk ringan,” terangnya.

Juru Bicara Pemerintah untuk Vaksinasi dari Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmidzi menambahkan, bahwa dalam memilih jenis vaksin yang akan digunakan dalam program vaksinasi nasional, pemerintah senantiasa mendengarkan saran dan masukan dari para ahli, termasuk dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan World Health (WHO). “Hal itu dilakukan karena pemerintah hanya ingin menyediakan jenis vaksin yang aman dan efektif untuk seluruh masyarakat indonesia,” tegas dr. Siti Nadia.

“Indonesia sudah menerima vaksin Astrazeneca yang mendapatkan standar keamanan tertinggi dari yang juga disetujui Badan POM yang menjamin keamanan dan khasiatnya,” tambah Dr. Vinod Bura, Medical Specialist WHO Indonesia. 

Vaksin AstraZeneca bisa digunakan baik untuk golongan usia 18 tahun ke atas maupun kepada lanjut usia (lansia). “Vaksin ini sangat baik untuk lansia, sangat aman, dan dapat menghasilkan Imunogenisitas yang sangat tinggi,” terang Prof. Dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Ketua ITAGI.

Sementara Rizky Ika Safitri, Communication for Development UNICEF Indonesia, menyatakan “Fasilitas COVAX yang dinaungi WHO, aliansi vaksin (GAVI), dan koalisi inovasi kesiapsiagaan pandemi (CEPI) adalah bentuk solidaritas global untuk penanganan pandemi Covid-19.” 

Fasilitas COVAX bertujuan memberikan akses pada vaksin Covid-19 secara adil dan merata bagi semua negara anggota terlepas status kemajuan pembangunan dan ekonominya. 

Artikel ini diambil dari laman satgas Covid19.go.id.

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait